Senin, 20 Oktober 2025
Bertempat di Ruang Rapat Kantor Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Buleleng, dilaksanakan Rapat Pembahasan Laporan Kontingensi Kekeringan Kabupaten Buleleng Tahun 2026–2028 yang diselenggarakan oleh BPBD Kabupaten Buleleng.
Rapat dipimpin oleh Sekretaris BPBD Kabupaten Buleleng I Nyoman Mawan, SE, didampingi Analis Kebencanaan I Gede Mahendra, ST, serta menghadirkan narasumber dari Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) Singaraja), yaitu Dr. I Wayan Krisna Eka Putra, S.Pd., M.Eng. Hadir dalam kegiatan ini perwakilan dari berbagai instansi terkait, termasuk dari Kecamatan Busungbiu yang diwakili oleh Staf Seksi Trantib dan Pol PP, Made Sugiarta.
Dalam sambutannya, Sekretaris BPBD menyampaikan bahwa penyusunan Rencana Kontingensi (Renkon) ini merupakan langkah strategis dan operasional dalam menghadapi serta menangani potensi darurat bencana kekeringan di Kabupaten Buleleng, agar setiap unsur terkait memiliki acuan yang jelas dalam penanganannya.
Sementara itu, Dr. I Wayan Krisna Eka Putra dalam paparannya menjelaskan kerangka dan skenario Renkon Kekeringan Tahun 2026–2028. Dari hasil pemetaan, diketahui bahwa potensi kekeringan pada tahun 2025 teridentifikasi di 20 desa, dengan wilayah terdampak terbesar berada di Kecamatan Gerokgak yang mencakup sekitar 102 ribu jiwa. Periode kekeringan diperkirakan terjadi antara bulan Juli hingga Oktober, dengan bahaya primer berupa kekurangan air bersih dan bahaya sekunder seperti gangguan kesehatan serta sanitasi.
Rencana kontingensi yang disusun juga mencakup strategi operasional penanganan darurat, antara lain penyusunan rencana operasi penanganan maksimal 48 jam setelah penetapan status darurat, penguatan koordinasi lintas sektor dalam penyediaan sumber daya dan bantuan sosial, pemulihan sementara pasokan air bersih, serta pelaksanaan simulasi dan pelatihan penanggulangan kekeringan secara berkala.
Sebagai tindak lanjut, BPBD Kabupaten Buleleng akan meningkatkan koordinasi dengan PDAM Buleleng guna menjamin suplai air bersih ke desa-desa terdampak dan memastikan kesiapan logistik serta sumber daya pendukung apabila terjadi kondisi darurat.
Rapat ditutup dengan sesi diskusi dan masukan antar peserta untuk penyempurnaan laporan akhir Rencana Kontingensi Kekeringan Kabupaten Buleleng Tahun 2026–2028.