Busungbiu, 24 September 2025 – Staf Fungsional Kecamatan Busungbiu, I Gede Witara, menghadiri Rapat Koordinasi (Rakor) Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Provinsi Bali bersama TPPS Kabupaten Buleleng yang dilaksanakan di Ruang Rapat Bappeda Buleleng.
Dalam arahannya, Wakil Bupati Buleleng Gede Supriatna menekankan pentingnya kolaborasi seluruh OPD dalam menangani permasalahan stunting, khususnya pada bayi di bawah lima tahun (balita). Hal ini menyusul peningkatan jumlah kasus stunting berdasarkan hasil Survey Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2024 yang menunjukkan prevalensi di Kabupaten Buleleng mencapai 14,8%, angka yang cukup tinggi dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Ditegaskan pula, agar program percepatan penurunan stunting segera disusun secara serius sehingga bisa menjadi prioritas dalam APBD Tahun 2026.
Sementara itu, Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat, Desa, Kependudukan dan Pencatatan Sipil (DPMDDUKCAPIL) Provinsi Bali yang diwakili Kabid Penataan Penduduk dan Keluarga Berencana, I Ketut Merta, menyampaikan bahwa Pemerintah Pusat menargetkan prevalensi stunting nasional tahun 2025 sebesar 18,8%, sementara target Pemprov Bali sebesar 8,70%. Lebih lanjut, Kabid Merta menegaskan bahwa persoalan stunting bukan hanya dipicu oleh satu faktor, melainkan gabungan berbagai aspek seperti kondisi ekonomi keluarga, pengetahuan kesehatan, sanitasi lingkungan, hingga pola asuh. Sehingga perlu diterapkan intervensi spesifik dan sensitif melalui penguatan Posyandu, pemberdayaan keluarga melalui PKK, peningkatan akses air bersih dan sanitasi, serta edukasi pola asuh dan gizi berbasis kearifan lokal.
Diakhir arahannya, seluruh TPPS kabupaten/kota di Bali beserta elemen masyarakat, swasta, akademisi, dan tokoh masyarakat diajak untuk bersama-sama berkomitmen mewujudkan Bali bebas stunting.